Iklan

Iklan
Advertorial
News Update :

Bahasa Daerah di Sultra Terancam Punah

Sabtu, 15 September 2012

Kendari: Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Sulawesi Tenggara (Sultra) Zainal Kudus mengatakan, keberadaan bahasa lokal atau bahasa daerah di Sultra terancam punah.

Ia mengatakan, bahasa lokal adalah salah satu unsur budaya yang paling banyak jenisnya di Sultra.

"Sayangnya, bahasa lokal ini sudah mulai kurang orang yang menggunakannya dalam sehari-hari, baik dalam pergaulan di rumah maupun ditempat umum," katanya, Sabtu (15/9).

Ia mengatakan, khusus di daerah perkotaan, keluarga lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia dari pada menggunakan bahasa daerah masing-masing.

Zainal menjelaskan, perkembangan zaman membuat orang cenderung melupakan bahasa daerahnya. Bahkan budaya pun ikut terkikis oleh budaya asing atau budaya luar.

"Kedepannya kita akan lebih fokus untuk pelestarian bahasa lokal atau bahas daerah ini. Caranya harus bekerjasama dengan berbagai pihak yang berkompoten, seperti dinas Pendidikan, kantor bahasa dan lain-lain," ujarnya.

Di Sultra, kata Zainal, terdapat bahasa lokal yang ruang lingkupnya kecil. Sedangkan lima bahasa lokal yang memiliki komunitas besar yakni Bahasa Tolaki, Bahasa Buton, Bahasa Muna, Bahasa Moronene, dan Bahasa Mekongga.
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih telah berkomentar di website kami

 

© Copyright Berita Lamongan Terkini 2010 -2011 | Design by Kabarlamongan.com | Published by Nirwana Digital Print | Powered by Blogger.com.