Catatan Mahasiswa Gayo - Apakah anda masih asing dengan kata "lepat" Lepat adalah makanan khas Indonesia, yang banyak dijumpai pada masyarakat Sumatera, seperti Minangkabau, Aceh, dan Melayu. Lepat terbuat dari tepung ketan yang diisi dengan gula merah hingga kalis, kemudian dibungkus dengan menggunakan daun pisang dan di bagian tengahnya diberi kelapa parut yang telah digongseng dengan gula yang dinamakan inti, kemudian dikukus hingga matang.
Pada masyarakat Gayo, lepat khusus disajikan pada hari-hari tertentu, terutama menjelang puasa (megang) dan Lebaran. Lepat akan tahan lama jika diasapi hingga dua minggu. Maka tidak lah heran lagi kenapa orang Gayo menjadikan Lepat sebagai makanan khas, sampai saat ini lepat juga belum lekang bagi Masyarakat Gayo yang masih tinggal agak jauh dari kota (pedesaan) bagi seperti halnya ketupat yang jadi ikon lebaran, masyarakat menjadikan lepat ini sebagai makanan yang selalu disambut oleh anggota keluarga.
Sedikit berbeda dengan daerah perkotaan, sudah agaka jarang masyarakat gayo yang membuat lepat pada peringatan penting seperti megang dan lebaran, namun sudah beralih ke makanan yang praktis. Bagi penulis sendiri, lepat tidak kalah enak kok dengan makanan saat ini.
Kembali ke daerah perkampungan, masyarakat gayo yang menghuni daerah pedesaan yang jauh dari kota Takengon masih menjadi tradisi tersendiri dalam menyambut hari penting. Lepat yang tidak habis akan mengeras dan keliatan sudah tidak enak lagi, nah yang kreatif lagi. lepat itu tadi masih bisa di goreng lo, enak bener tuh rasanya, tidak kalah juga ada yang dibakar juga (pokoknya tergantung selera deh) kalo di gayo Penulis menyebutnya dengan Lepat Tunu (Tunu = Bakar (Gayo).
Nah, Demikian ya sobat tentang info Gayo kali ini. untuk tau Info gayo lebih banyak Klik Disini
Sebenarnya ini artikel yang paling cocok di posting pas lebaran lo, tapi tak mengapa lah Catatan Mahasiswa Gayo hanya ingin share info yang ringan-ringan saja.
Sedikit berbeda dengan daerah perkotaan, sudah agaka jarang masyarakat gayo yang membuat lepat pada peringatan penting seperti megang dan lebaran, namun sudah beralih ke makanan yang praktis. Bagi penulis sendiri, lepat tidak kalah enak kok dengan makanan saat ini.
Kembali ke daerah perkampungan, masyarakat gayo yang menghuni daerah pedesaan yang jauh dari kota Takengon masih menjadi tradisi tersendiri dalam menyambut hari penting. Lepat yang tidak habis akan mengeras dan keliatan sudah tidak enak lagi, nah yang kreatif lagi. lepat itu tadi masih bisa di goreng lo, enak bener tuh rasanya, tidak kalah juga ada yang dibakar juga (pokoknya tergantung selera deh) kalo di gayo Penulis menyebutnya dengan Lepat Tunu (Tunu = Bakar (Gayo).
Nah, Demikian ya sobat tentang info Gayo kali ini. untuk tau Info gayo lebih banyak Klik Disini
Sebenarnya ini artikel yang paling cocok di posting pas lebaran lo, tapi tak mengapa lah Catatan Mahasiswa Gayo hanya ingin share info yang ringan-ringan saja.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami