Jakarta: Setelah sembilan hari disekap, Siti
Nurjanah alias Nana, 10, putri pasangan Nassar KDI-Muzdalifah akhirnya
ditemukan. Korban ternyata berada di tangan penculik yang diduga
terlibat aksi terorisme.
Nana ditemukan tim gabungan dari Subdit Resmob Direskrimum Polda
Metro Jaya dan Polres Metro Tangerang dalam keadaan tertidur didalam
kelambu disebuah rumah kontrakan di Jalan S Parman, Narogong, Kecamatan
Cileungsi, Kabupaten Bogor pada pukul 03.30 WIB, Sabtu (26/1).
Di lokasi perkara, petugas juga mendapati dua pelaku yakni Fadlun
Haryanto, 29, dan Asep, 30, ikut terlelap di samping kiri dan kanan
korban. Mendengar suara langkah kaki, kedua bandit ini terjaga dan
berusaha melarikan diri.
Fadlun terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas di betis kanannya.
Asep berhasil meloloskan diri dan kini masuk dalam daftar pencarian
orang.
Kapolda Metro Jaya Irjen Putut Eko Bayuseno menjelaskan bahwa motif
yang dilakoni pelaku ialah uang. "Untuk (penyidikan) sementara ini
motifnya minta tebusan Rp4 miliar. Namun kami masih mendalami kasus,"
kata dia.
Menurutnya, dalam penggerebekan itu polisi menemukan sejumlah barang bukti semisal 1 senjata jenis air soft gun,
1 plastik warna hijau, lakban hitam, jas hujan warna hijau yang
digunakan untuk menculik korban, 1 sepeda motor Yamaha Mio B 6450 TUB,
serta 14 KTP dengan foto pelaku dengan identitas berbeda.
Selain itu, 6 Kartu Keluarga, 4 stempel palsu berlogo Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Daerah, 1 komputer, 1 laptop, printer, 2 alat pengganda compact disc (CD), 1 alat laminating, 11 telepon selular, 1 fotokopi STNK motor, 1 gunting pemotong baja, dan alat bantu seks juga ikut disita.
"Soal alat bantu seks itu hanya ditemukan di kontrakannya. Tidak ada
kaitannya dengan kasus ini apalagi dengan korban. Yang pasti korban
ditemukan dalam keadaan selamat," katanya.
Selama berada di tangan penculik, jelas Putut, korban tidak mengalami
siksaan fisik dan bahkan diberi makan. Di rumah yang dijadikan lokasi
persembunyian itu, Nana hanya diikat dan mulutnya dilakban.
Di lokasi yang sama petugas juga mendapati tiga kantong bahan kimia
berupa potasium, buku bertema jihad, serta data tata cara merangkai bom
yang tersimpan di laptop milik pelaku. Sejauh ini polisi belum berani
menyimpulkan dugaan pelaku terlibat dalam jaringan terorisme.
"Kami lagi berkoordinasi dengan Densus 88 Mabes Polri untuk
menelusuri hubungan (pelaku) dengan teroris. Karena itu kami akan
memeriksa tersangka secara intensif," jelas Putut.
Ditanya kemungkinan uang tebusan Rp4 miliar akan digunakan untuk fai (penggalangan dana teroris), Putut enggan berspekulasi.
"Uang itu belum diserahkan keluarga korban. Kalau soal dengan fai atau bukan, ini butuh pembuktian pendalaman dan pemeriksaan."
Kepada wartawan, Fadlun mengaku sengaja menculik korban agar bisa
mendapat sejumlah uang untuk membuka usaha percetakan dan sablon.
Terkait buku jihad dan materi informasi merangkai bom dilakukan lantaran penasaran dan ingin tahu.
"Informasi bom saya simpan karena iseng saja. Saya ingin membuat bisnis sablon dan minta tebusan," katanya.(Metrotv)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkomentar di website kami